Ad Code

Responsive Advertisement

Ketum IKAPTIQ: Indonesia Butuh Banyak Ulama Perempuan

Jakarta- Indonesia saat ini masih membutuhkan ulama yang berwawasan luas, mampu berkiprah di tengah masyarakat dan memiliki komitmen kebangsaan dari kalangan perempuan.  Jumlah ulama perempuan masih sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk dan persoalan bangsa.  

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Ikatan Alumni Institut PTIQ Jakarta (IKAPTIQ), Dr. H.Jakarta Jazilul Fawaid, SQ, MA setelah menerima penyerahan Alumni PTIQ dari Wakil Rektor III Dr. KH. Ali Nurdin, SQ, MA  dan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di asrama PTIQ Jakarta, Sabtu (12/11).

Jazilul Fawaid  yang juga Wakil Ketua MPR RI ini mengungkapkan dari sekian banyak lulusan perguruan tinggi Islam, masih sangat sedikit yang mencetak ulama-ulama kalangan kaum hawa, karena lebih berorientasi lulusan pekerjaan teknis. Padahal banyak sekali persoalan yang dihadapi kaum perempuan yang hanya bisa dipahami perempuan itu sendiri. Oleh karena itu mencetak ulama perempuan harus lebih banyak.

"Jadi sebenarnya Indonesia saat ini masih butuh ulama-ulama perempuan yang aktif di tengah masyarakat," tegasnya.

Tugas para alumni, lanjutnya, setelah menyelesaikan belajar adalah berkiprah di tengah masyarakat. Dan penerimaan masyarakat terhadap alumni PTIQ terbukti sangat tinggi, karena memiliki wawasan keagamaannya yang luas, komitmen kebangsaan dan memahami Al-Qur'an sangat baik secara tekstual serta scriptural.

"Terutama saya kira pada kemampuan berkomunikasi di tengah masyarakat. Sebab komunikasi inilah yang menentukan kesuksesan itu," tambahnya.

Jazilul mengakui, kampus Institut PTIQ bukan kampus besar seperti universitas-universitas yang ada. Meski demikian, para alumni saat ini nyatanya mampu banyak berkiprah dalam berbagai bidang, bukan sekadar bidang keagamaan. Diantaranya ada yang menjadi rector, anggota DPR RI, jurnalis dan masih banyak lagi. 

Dia juga berpesan agar para alumni terus mengasah kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat sebagai wujud kiprah pengabdian masyarakat. Dan jangan sampai wawasan Al-Qur'an yang luas ini mengalami penyempitan menjadi tekstual-skriptural. 

"Dan yang tidak kalah penting serta harus benar-benar dijaga adalah Alumni PTIQ tetap harus gandrung terhadap Al-Qur'an, belajar dan mengajarkan atau mensyiarkan Al-Qur'an kepada masyarakat," tutupnya.

Sementra itu, Wakil Rektor III Dr. KH. Ali Nurdin, SQ, MA menyampaikan, saat ini Institut PTIQ Jakarta tidak hanya dari kalangan kaum laki-laki, tapi juga ada mahasiswi perempuan di setiap strata, S1, S2, dan S3. Dari 800 mahasiswa  yang akan diwisuda ada juga wisudawati di Jakarta Convention Center (JCC), 15 November 2022.

Posting Komentar

0 Komentar